Pengertian Sperma
Sel sperma berasal dari bahasa Yunani yang berarti “benih”. Oleh karena itu, dapat dikatakan jika sel sperma adalah sistem reproduksi utama pada laki-laki.
Sel sperma merupakan suatu sel di dalam reproduksi laki-laki yang dibentuk di testis. Sel inilah yang nantinya akan bertemu dengan sel telur (ovum) pada wanita untuk bersatu dan membentuk zigot yang merupakan cikal bakal janin atau manusia.
Sel sperma pada manusia bersifat haploid yang ebrjumlah 23 kromosom, sehingga jika nantinya sel sperma bertemu dengan sel telur pada wanita, maka lengkaplah sel tersebut menjadi sel yang bersifat diploid yang memiliki jumlah kromosom sebanyak 46 buah.
Struktur Sperma
1. Kepala
Kepala sperma berbentuk lonjong, mengandung nukleus (inti), inti tersebut mengandung DNA atau informasi genetik yang akan diwariskan nantinya.
Pada kepala sperma juga terdapat enzim-enzim, seperti enzim hialuronidase, yang berfungsi untuk menembus lapisan koronaradiata pada ovum, dan enzim akrosin yang menembus zona pelusida.
2. Midpiece
Bagian tengah sperma ini dibungkus oleh mitokondria yang merupakan sumber energi bagi sperma. Yang mana mitokondria ini mempunyai mikrotubulus yang berjumlah 11 buah, dan mempunyai ATP-ASE untuk menghidrolisis ATP, sehingga terbentuklah emergo.
3. Ekor
Ekor sperma berupa flagella (alat gerak) berbentuk sitoskeleton yang berukuran panjang yang berfungsi untuk mendorong sperma kedepan, dengan kecepaatan 30 inci / jam.
Proses Terbentuknya Sperma
1. Spermatositogenesis
Proses ini yaitu suatu tahap awal yaitu ketika spermatogonia mengalami mitosis dan kemudian berubah menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia bersifat diploid (2n) atau mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit primer yang sudah terbentuk juga memiliki sifat diploid (2n).
2. Meiosis
Tahap kedua yaitu meiosis. Meiosis terjadi Setelah spermatosit primer terbentuk, maka sitoplasma yang terbentuk juga semakin banyak. Spermatosit primer berubah menjadi spermatosit sekunder yang sifatnya t haploid (n) pada kromosomnya.
Kemudian spermatosit sekunder membelah lagi pada proses meiosis tingkat 2 dan kemudian membentuk n kromosom yang baru, sehingga membentuk empat buah spermatid yang sifatnya sama yaitu haploid (n).
3. Spermiogenesis
Proses ini merupakan pematangan sel spermatid menjadi spermatozoa yang siap untuk membuahi ovum.
Pada pria dewasa normal, sel sperma akan terus diproduksi seumur hidup mereka, walaupun kualitas dan juga kuantitas nya akan berkurang.
Kualitas dan kuantitas sperma ini akan menentukan kemampuan-kemampuan sperma untuk menembus pertahanan menuju sel ovum.
Hal yang tidak dapat dipisahkan dari air mani manusia adalah adanya kandungan cairan semen. Cairan smeen inilah yang turut membantu pergerakan dari sel sperma selain ekornya.
Cairan semen ini diproduksi di vesicular seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar uretra. Sel sperma pada umumnya dapat bertahan selama 5 hari di dalam saluran reproduksi wanita.
Pembentukan sel sperma pada manusia tidak terlepas dari peran hormone-hormon reproduksi, yaitu Luteinizing Hormone (LH), dan juga Folicle Stimulating Hormone (FSH).
Peran dari kedua hormone ini yaitu sebagai berikut :
- Luteinizing Hormone (LH) yaitu hormone ini terletak di hipofisis bagian depan (anterior) dan berfungsi untuk merangsang sel Leydig menghasilkan testosterone, yang mana testosterone ini sangat berguna untuk pembelahan sel-sel spermatogonium. Selain itu, LH juga berperan dalam perkembangan kelamin sekunder pada pria, berupa pertumbuhan kumis dan jenggot, suaya yang lebih berat, dan lain-lain.
- Folicle Stimulating Homone (FSH) ialah hormone ini berfungsi untuk merangsnag sel Sertoli untuk membentuk ABP (Androgen Binding Protein) yang merangsang spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Sel sertoli ini juga berfungsi sebgaai bahan makanan untuk spermatozoa.
- Growth Hormone (GH) yang berfungsi sebagai pengatur dalam pembelahan spermatogonium.
Cara Agar Sperma Tetap Normal
- Berhenti merokok dan penggunaan obat-obatan terlarang
- Mengkonsumsi makanan penuh gizi dan jaga berat badan ideal
- Hindari minum alcohol
- Menghindari paparan bahan-bahan yang mengandung racun
- Selalu menjaga keadaan skrotum (kantung pelir) tetap dalam keadaan dingin, karena suhu yang panas dapat menghambat proses produksi sperma
Kriteria Sel Sperma Normal
1. Liquefaksi Sperma
Liquefaksi ialah tampilan sel sperma apakah tampak cair ataupun kental. Normalnya, cairan sperma akan mencair dalam waktu 15-20 menit.
Hal yang mempengaruhi factor mengapa cairan ini menjadi kental atau cair adalah factor enzim seminim yang dihasilkan oleh kelenjar prostat. Jika sel sperma setelah dikeluarkan tampak mencair, maka terdapat kelainan pada vesicular seminalisnya.
Sedangkan jika sel sperma setelah 20 menit masih juga kental, maka terdapat kelainan pada kelenjar prostatnya yang menghasilkan enzim seminalis.
2. Volume Sperma
Volume sperma manusia yang dihasilkan pada saat ejakulasi rata-rata adalah 2-5 ml. apabila volume sperma kurang dari 2 ml, maka disebut dengan hipospermia, sedangkan jika melebihi volume 5 ml disebut dengan hiperspermia.
Volume sperma yang kurang biasanya disebabkan oleh aktivitas ejakulasi yang terlalu sering dan juga dapat disebabkan oleh adanya penyempitan pada vesica seminalis.
Sedangkan volume sperma yang tinggi berhubungan dengan aktivitas berlebihan pada kelenjar prostat, atau aktivitas hormone yang berlebihan.
3. Jumlah Sperma
Jumlah sperma yang normal yaitu 200 juta/ml. jadi, jika sel sperma kurang dari jumlah tersebut, maka dikatakan dengan kondisi oligozoospermia.
Sedangkan kondisi azospermia adalah kondisi jika tidak ditemukan sel sperma pada cairan ejakulasi yang diperiksa. Sedangkan jika tidak dapat terjadi ejakulasi pada seseorang disebut dengan aspermia.
4. Warna Sperma
Warna sperma yang normal yakni berwarna putih kental seperti susu. Adapun jika warnanya menjadi putih kekuningan, berarti telah terjadi infeksi pada saluran genitalia. Sedangkan jika warna sperma menjadi merah, maka dipastikan telah terjadi perdarahan.
5. Bau Sperma
Bau sperma yang normal ialah seperti bau bunga akasia. Bau ini disebabkan oleh proses oksidasi spermin yang terjadi pada pembentukan cairan sperma. Keadaan infeksi dapat menyebabkan kelainan pada bau sperma.
6. pH Sperma
pH normal sperma pada manusia yaitu bersifat basa, atau dalam rentang 7,2-7,8. pH yang asam dapat terjadi karena proses ketidaknormalan pada kelenjar prostat, visicu;a seminalis, ataupun kelenjar uretra.
7. Viskositas Sperma
Viskositas atau kekentalan sperma dapat dites dengan menggunakan lidi. Caranya adalah dengan mengambil sedikit cairan sperma lalu dibentangkan. Jika viskositas sperma normal, maka akan terbentuk seperti benang dengan panjang 3-5 cm.
8. Morfologi Sperma
Dalam hal morfologi sperma, penting diperhatikan bentuk, ukuran, dan penampilan dari sperma itu sendiri. Morfologi ini dapat dilihat di mikroskop.
Menurut WHO, setidaknya harus terdapat 50 % dari jumlah keseluruhan sperma yang diperiksa harus normal dalam bentuk, ukuran, dan penampilannya. Jika morfologi sperma yang normal kurang dari 30 %, maka disebut dengan teratozoospermia.
9. Motilitas Sperma
Motilitas atau pergerakan sperma yang normal biasanya bergerak dalam keadaan maju dalam satu garis lurus dengan kecepatan yang baik.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar