Senin, 25 November 2019

Nematoda

√ Nematoda : Pengertian, Fungsi, Struktur, Ciri, Klasifikasi dan Contoh Terlengkap

Pengertian Nematoda

Istilah Nematoda berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu nema yang berarti berenang dan ode yang berarti seperti.
Nematoda merupakan hewan tripoplastik dan pseudoselomata (berongga tubuh semu). Nematoda yakni sebuah cacing berbentuk bulat panjang (gilik), atau seperti benang.
Nematoda ialah filum hewan yang beragam yang menghuni rentang lingkungan yang sangat luas.
Spesies nematoda bisa sulit untuk dibedakan, dan meskipun lebih dari 25.000 telah dijelaskan, lebih dari setengahnya ialah parasit, jumlah spesies nematoda telah diperkirakan sekitar 1 juta.
Berbeda dengan filum Cnidaria dan Platyhelminthes (cacing pipih), nematoda memiliki sistem pencernaan tubular dengan bukaan di kedua ujungnya.

Ciri – Ciri Nematoda

  • Berbentuk bulat panjang (gilik) atau mirip dengan benang
  • Hewan tripoblastik dan Pseudoselomata (berongga tubuh semu)
  • Hidup bebas dengan memakan sampah organik, kotoran hewan, tanaman yang membusuk, ganggang, jamur, dan hewan kecil lainnya.
  • Hidup parasit di hewan, manusia, dan tumbuhan.
  • Dapat ditemukan di air tawar, air laut, dan air payau serta di tanah.
  • Terdapat di organ seperti, anus, usus halus, pembuluh darah, pembuluh limfa, jantung, paru-paru, dan mata.
  • Berukuran bervariasi mulai dari hidup di air tawar dan darat berukuran kurang dari 1 mm, sedangkan di laut hidup mencapai 5 cm.
  • Cacing betina lebih besar dari pada cacing jantan.
  • Bentuk tubuh silindris atau bulat panjang (gilik). dan tidak bersegmen.
  • Bagian anterior atau daerah mulut tampak simetri radial
  • Semakin ke arah posterior membentuk ujung yang meruncing

Fungsi Nematoda

  • Sebagai sistem pencernaan nematoda.
  • Sistem peredaran darah dan pernapasan nematoda.
  • Sistem ekskresi nematoda.
  • Sistem alat indra nematoda.

Klasifikasi Nematoda


1. Adenophorea
Anggota kelas dari Adhenophorea tidak mempunyai phasmid (organ kemosreseptor) sehingga disebut dengan Aphasmida.
Banyak dari anggota Adenophorea yang hidup bebas, tetapi menjadi parasit di berbagai hewan. Contohnya Trichuris ovis sebagai parasit di domba.

Contoh Spesies Adenophorea
  • Cromadorida
Hidup bebas, amphid spiral dan melingkar, kantung oesophagus terbagi menjadi tiga bagian, hidupnya di laut dan air tawar.
Kebanyakan hidup di laut, bersifat aquatis, cuticula halus atau tersusun dalam cincin-cincin, capsula buccalis dilengkapi dengan gigi-gigi dan pharynx ujung posteriornya membesar.

  • Enoploidea
Pada Enoploidea tidak ada cincin-cincin cuticula, tetapi cuticula halus, seringkali dilengkapi dengan bulu-bulu kaku.
Pada bagian ujung anterior terdapat 6 papillae labiales, 10 atau 12 bulu-bulu kaku di dalam 1 atau 2 gelang-gelang atau lingkaran, sepasang celah cephal, dan amphid berbentuk cyathiform, hidup bebas di laut.
Oeshophagus terbagi menjadi dua bagian, amphid berbentuk kantung panjang atau seperti tabung, hidup bebas dan parasit di laut, air payau, dan air tawar.

  • Dorylamoidea
Dorylamoidea umumnya hidup di dalam tanah dan air tawar, cuticula halus, tanpa bulu-bulu kaku, ujung anterior dengan 2 lingkaran papillae yang masing-masing terdiri atas 6 dan 10 papillae, amphid cyathiform, pharynx bersifat muscular dan jarang bagian posteriornya membesar.

2. Secernentea
Secernentea disebut dengan Phasmida, karena terdapat anggota spesiesnya mempunyai phasmid. Banyak anggota kelas hidup dalam tubuh vertebrata, serangga dan tumbuhan.

Contoh Spesies Secernentea
  • Ascaris Lumbricoides (Cacing Perut)
Ascaris lumbricoides ialah suatu parasit usus halus manusia yang menyebabkan penyakit askariasis. Infeksi cacing perut menyebabkan penderita mengalami kekurangan gizi.
Tubuh pada bagian anterior cacing mempunya mulut yang dengan dikelilingi tiga bibir dan gigi-gigi kecil. Cacing betina memiliki ukuran panjang sekitar 20-49 cm, dengan diamater 4-6 mm, di bagian ekor runcing lurus, dan dapat menghasilkan 200.000 telur per hari.
Cacing jantan berukuran panjang sekitar 15-31 cm, dengan diameter 2-4 mm, bagian ekor runcing melengkung, dan di bagian anus terdapat spikula yang berbentuk kait untuk memasukkan sperma ke tubuh betina.

  • Ancylostoma Duodenale (Cacing Tambang)
Anylostoma duodenale disebut sebagai cacing tambang karena sering ditemukan didaerah pertambangan, misalnya di Afrika.
Spesies cacing tambang di Amerika yaitu Necator americanus. Cacing yang hidup parasit di usus halus manusia dan mengisap darah sehingga dapat menyebabkan anemia bagi penderita ankilostomiasis.
  • Oxyuris Vernicularis (Cacing Kremi)
Oxyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis (cacing kremi) berukuran 10-15 mm. Cacing yang hidup di usus besar manusia, khususnya pada anak-anak.
Cacing dewasa betina menuju ke dubur pada malam hari untuk bertelur dan mengeluarkan suatu zat yang menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal menyebabkan penderita menggaruknya sehingga telur cacing mudah terselip di buku-buku.
Telur cacing dapat tertelan kembali pada saat penderita makan. Di usus, telur akan menetas menjadi cacing kremi baru. Cara penularan cacing kremi tersebut disebut dengan autoinfeksi.

  • Wuchereria Bancrofri (Cacing Filaria atau Cacing Rambut)

Struktur Tubuh Nematoda


1. Sistem Reproduksi
Filum nematoda reproduksi selalu dilakukan secara seksual. Umumnya dioecious, dan jantan ditandai dengan ekor berbentuk kait, berukuran lebih kecil dari betina.
Alat repoduksi jantan terdiri atas testis, rongga vesika, seminalis, dan sebuah lubang kelamin. Alat reprodusi betina terdiri atas ovarium, receptacolom seminalis, uterus, vagina, pulpa.
Telur yang telah dibuahi akan menetas ± 8 hari dan menjadi larva yang besarnya 0,2 mm kemudian menjadi dewasa setelah 4 minggu.

2. Sistem Pencernaan Makanan
Kebanyakan nematoda yang hidup bebas karnivor dan memakan metazoa kecil, termasuk jenis nematoda yang lain. Spesies lain baik laut maupun air tawar adalah phytophagus, memakan diatom, ganggang dan jamur.
Spesies terestrial merupakan hama tanaman komersial. Ada pula spesies laut, air tawar dan terestrial “deposit feeder”, memakan lumpur dan memanfaatkan bakteri dan bahan organik yang terkandung dalam lumpur.
Beberapa spesies memakan sampah organik seperti kotoran hewan, bangkai dan tanaman busuk.

3. Sistem Saraf
Lingkaran cincin syaraf mengelilingi oesophagus merupakan otak, dan berhubungan dengan enam benang syaraf anterior yang pendek dan enam benang syaraf posterior.
Alat indera pada nematoda adalah papila, setae dan amphid. Setaeterdapat di kepala dan seluruh permukaan tubuh. Amphid di jumpai pada nematoda yang hidup bebas, terutama spesies laut.

4. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi nematoda bukan protonephridia, melainkan suatu sistem sel kelenjar, dengan atau tanpa saluran yang terletak pada anterior.
Pseudecoelom terisi hemolimpha yang mengandung berbagai substansi yang terlarut didalamnya, mungkin juga hasil-hasil excresi.
Hasil axcresi itu antara lain nitrogen sebagai ammonia, asam urat, ureum, yang akan dikeluarkan dari tubuh melalui porus excretorius.

5. Sistem Pernafasan
Nematoda tidak mempunyai organ pernapasan yang spesial. Respirasi dilakukan secara anaerob. Energi diperoleh dengan cara mengubah glikogen menjadi CO2 dan asam lemak yang di ekskresikan melalui kutikula.
Haemoglobin terjadi pada cairan perivisceral beberapa parasitik nematoda. Ini terbentuk dengan terang oleh organisme, selama ini berbeda dari haemoglobin tuan rumah, dan haemoglobin dari sifat yang berbeda kadang-kadang terjadi pada dinding tubuh dan cairan periviscera.

6. Sistem Otot
  • Somatik (yang tidak mengkhusus) yang terdiri dari satu lapis langsung di bawah hipodermis.
  • Khusus yakni yang memiliki berbagai fungsi, tergantung pada lokasinya, sebagai contoh otot spikuler berguna untuk mengeluarkan spikulum pada yang jantan.

7. Sistem Gerak
Gerak pada Nematoda disebabkan oleh adanya otot-otot yang terdapat pada dinding tubuh. Otot-otot itu terletak diantara tali epidermal, dan membujur sepanjang tubuh.
Otot-otot itu terbagi menjadi empat kuadran, dua kuadran terletak pada sisi dorsal, dan yang lain pada sisi ventral.
Kontraksi dan relaksasi daari otot-otot menyebabkan tubuh cacing memendek dan memanjannng. Koordinasi gerak dari keempat kuadran otot menyebabkan cacing bergerak dengan cara meliuk-liuk.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar