Rabu, 04 Desember 2019

Vaksin

√ Vaksin : Pengertian, Fungsi, Sejarah, Jenis dan Jadwal Pemberian Terlengkap

Pengertian Vaksin

Vaksin merupakan salah satu bahan antigenik yang digunakan untuk kekebalan tubuh agar dapat mencegah atau mengurangi infeksi yang disebabkan oleh organisme liar.
Vaksin dapat dibuat dari bakteri atau virus yang sudah tidak patogen (penyebab penyakit). Dan vaksin juga dapat berasal dari organisme mati atau hasil dari permurnian misalnya protein, peptida, dan sebagainya.
Pemberian vaksin akan menyebabkan manusia ataupun hewan dapat bertahan jika terserang oleh zat patogen misalnya serangan oleh bakteri, virus ataupun toksin.
Vaksin juga dapat membantu sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker (sel degeneratif). Tujuan pemberian vaksin ini adalah untuk menstimulus kekebalan tubuh tanpa menimbulkan penyakit. Namun, vaksin ini merupakan imun (kekebalan) buatan.

Pengertian Vaksin Menurut Para Ahli

1. Muslihatun
Vaksin ialah suatu bahan yang dipakai untuk menstimulus dan merangsang pembentukan antibodi yang biasanya dimasukkan pada tubuh manusia melalui mulut maupun suntikan.

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 tahun 2013
Vaksin yakni suatu antigen yang berwujud mikroorganisme yang tidak hidup atau sudah mati atau juga yang masih hidup namun dilemahkan, yang beberapa bagiannya masih utuh dan telah diolah.

3. Hidayat
Vaksin yaitu sebuah bahan yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin campaj, DPT dan BCG dan melalui mulut seperti vaksin polio yang gunanya untuk merangsang zat antibodi.

Sejarah Vaksin

Vaksin pertama kali ditemukan oleh Edward Jenner pada tahun 1796. Edward Jenner merupakan seorang dokter berkebangsaan Inggris. Mulanya ia meneliti seorang pekerja harian yang menderita penyakit cacar.
Pekerja tersebut kemudian di imunisasi menggunakan cacar sapi ringan. Dia mengambil beberapa cairan dari luka penderita cacar sapi dan menggoreskannya pada lengan anak usia 8 tahun. Penelitian tersebut terbukti berhasil dan kemudian Edward Jenner memberi nama ”vaksin”.
Kemudian pada abad ke 19 seorang ahli kimia dari perancis bernama Louis Pasteur mengembangkan tehnik baru. Ia mengembangkan teknik kimia untuk mengisolasi virus dan melemahkannya. Virus yang dilemahkan ini kemudian digunakan sebagai vaksin.

Fungsi Vaksin

Memberikan vaksin atau vaksinasi merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit utamanya penyakit-penyakit infeksi yang bisa menular karena bakteri atau virus. Seperti penyakit campak, polio, difteri, meningitis, tetanus, hepatitis, dan lain sebagainya.

Jenis – Jenis Vaksin

1. Live Attenuated Vaccine
Ialah salah satu jenis vaksin yang berisi mikroorganisme hidup seperti bakteri atau virus. Mikroorganisme yang dipakai sudah lebih duluh dihilangkan sifat virulensinya. Vaksin jenis ini memberikan respon imun yang panjang.
Contoh vaksin ini antara lain vaksin polio (sabin), MMR (Measles, mumps dan rubella), TBC, Demam tifoid, campak, gondongan, dan cacar air (varicella).

2. Innactivated Vaccine (Killed Vaccine)
Yakni suatu vaksin yang bersumber dari mikroorganisme yang sudah dimatikan (baik dalam bentuk bakteri atau berbentuk virus) dengan memakai zat-zat kimia maupun dengan pemanasan.
Contoh dari vaksin ini yaitu vaksin rabies, influenza, polio (Salk), pneumonia pneumokokal, kolera, pertusis, demam tifoid.

3. Toxoid
Yaitu suatu senyawa racun atau toksik yang diinaktifkan supaya tidak mengakibatkan penyakit. Pada umumnya, bahan vaksin ini dibuat dari toksin kuman yang sifatnya imunogenik.
Hasil pembuatan bahan toksoid yang telah berhasil dinamakan dengan natural flud plain toxoid yang merangsang terbentuknya antibody yang berbentuk antitoksin. Vaksin ini hanya bertahan selama satu tahun. Adapun contohnya yaitu vaksin difteri dan tetanus.

4. Subunit Vaccine
Merupakan sebuah vaksin yang dibuat dengan bagian tertentu di virus atau bakteri dengan cara mengkloning gen virus atau bakteri dengan melalui rekombinasi DNA.
Seperti vaksin hepatitis B (berisi protein dari permukaan virus), HPV (Human Papiloma Virus) yang mengandung kapsid utama dari virus, vaksin Hemofilus Influenza tipe B (HIB) dan vaksin influenza.

5. Conjugate Vaccine
Ialah suatu vaksin yang dihasilkan dari penggabungan polisakarida di lapisan paling luar bakteri dengan protein lainnya.
Konjugasi ini mempunyai tujuan untuk menguatkan sifat imunogenitas dari polisakarida. Misalnyta adalah vaksin Haemophilus influenza tipe B.

6. Valence Vaccine
Adalah salah satu jenis vaksin yang dibagi menjadi dua yakni monovalen dan polivalen. Vaksin monovalen dibuat untuk melawan satu mikroorganisme. Kemudian vaksin polivalen dibuat untuk melawan dua atau lebih mikroorganisme baik yang sama atau berbeda.

7. Experimental
Yakni sebuah vaksin hasil inovasi yang sedang dikembangkan oleh para ahli. Terdapat beberapa vaksin eksperimen ini yaitu sebagai berikut :
  • Vektor Rekombinan yaitu hasil kombinasi fisiologi dari mikroorganisme dan DNA dari mikroorganisme lain.
  • Vaksin DNA ialah vaksin yang dibuat dari segmen DNA yang infektius. Cara kerjanya dengan memasukkan DNA virus atau bakteri kedalam sel manusia atau hewan. Sel yang mengetahuai DNA itu akan mengekspresikannya menjadi protein, oleh sebab itu sistem imun juga akan merespon.
  • T-Cell Receptor (TCR) peptida yaitu peptida yang fungsinya untuk memodulasi produksi enzim sitokin dan meningkatkan mediasi imunitas sel.
  • Inhibitor Microbial yakni suatu vaksin yang fokus kepada protein bakteri yang teridentifikasi tergabung pada komplein inhibisi menjadikan bisa ikue mentralkan mekanisme virulensi dari bakteri.

Jadwal Pemberian Vaksin

Sistem pemberian vaksin berbeda-beda. Ada yang hanya diberikan 1 kali saja seumur hidup untuk meningkatkan kekebalan tubuh, dan ada juga yang harus diberikan beberapa kali atau lebih dari 1 kali untuk memberikan perlindungan yang maksimal.

1. Hepatitis B (Untuk Mencegah Penyakit)
  • Pemberian 1 : Di saat lahir usia 2 bulan
  • Pemberian 2 : Di saat usia 1-4 bulan
  • Pemberian 3 : Di saat usia 6- 18 bulan

2. HIB (Untuk Mencegah Infeksi Virus Hemophilus Influenza Tipe B)
  • Pemberian 1 : Di saat usia 2 bulan
  • Pemberian 2 : Di saat usia 4 bulan
  • Pemberian 3 : Di saat usia 6 bulan
  • Pemberian 4 : Di saat usia 12 – 15 bulan

3. Polio (Untuk Mencegah Penyakit Polio)
  • Pemberian 1 : Di saat usia 2 bulan
  • Pemberian 2 : Di saat usia 4 bulan
  • Pemberian 3 : Di saat usia 6 -18 bulan
  • Pemberian 4 : Di saat usia 4 – 6 tahun

4. DPT (Untuk Mencegah Penyakit Difteri, Pertussis, dan Tetatus)
  • Pemberian 1 : Di saat usia 2 bulan
  • Pemberian 2 : Di saat usia 4 bulan
  • Pemberian 3 : Di saat usia 6 bulan
  • Pemberian 4 : Di saat usia 15 -18 bulan
  • Pemberian 5 : Di saat usia 4 – 6 tahun
  • Pemberian Tambahan yang Dianjurkan : Di saat usia 11 tahun

5. Rotavirus (Untuk Mencegah Infeksi Saluran Cerna seperti Diare)
  • Pemberian 1 : Di saat usia 2 bulan
  • Pemberian 2 : Di saat usia 4 bulan
  • Pemberian 3 : Di saat usia 6 bulan

6. Influenza (Untuk Mencegah Penyakit Flu)
  • Pemberian 1 : Di saat usia 2 bulan
  • Pemberian Selanjutnya : Setiap tahun sampai usia 5 tahun

7. Varicella (Untuk Mencegah Cacar Air)
  • Pemberian 1 : Di saat usia 12 – 15 bulan
  • Pemberian 2 : Di saat usia 4 – 6 tahun
Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar