Selasa, 10 Desember 2019

Kambium

√ Kambium : Pengertian, Fungsi, Jenis dan Ciri Terlengkap

Pengertian Kambium

Kambium merupakan salah satu lapisan jaringan meristematik pada tumbuhan yang sel-selnya aktif membelah dan bertanggung jawab atas pertumbuhan sekunder tumbuhan. Kambium ditemukan pada bagian batang dan akar tumbuhan.
Kambium ini hanya ditemukan pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak.
Tidak adanya kambium pada tumbuhan monokotil maka hal tersebut menyebabkan batang tumbuhan monokotil tidak dapat tumbuh membesar atau tidak mengalami pertumbuhan menebal sekunder.
Bentuk kambium ini berupa lendir yang terdapat pada kulit dan kayu batang. Pada batang berkayu tersebut, kambium berfungsi sebagai medium atau jalur lintas zat hara yang bergerak dari tanah menuju ke daun.

Ciri – Ciri Kambium

  • Dapat ditemui pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae.
  • Aktivitasnya dapat menghasilkan jaringan gabus (cork atau phellem, felem) ke arah luar.
  • Dapat mengendalikan masuk dan keluarnya air.
  • Untuk mencegah serangan dari hama, dan juga fungsi mekanik yang lain.

Fungsi Kambium

  • Membentuk xylem dan floem.
  • Mengangkut sebuah hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan.
  • Mengangkut air dari akar ke daun untuk suatu proses fotosintesis.

Jenis – Jenis Kambium


1. Jenis Kambium Berdasarkan Proses Terbentuknya
  • Kambium Primer merupakan salah satu jenis kambium yang berada antara floem dan xylem tumbuhan dikotil maupun tumbuhan Gymnospermae.
  • Kambium Sekunder atau Kambium Gabus ialah sebuah jenis kambium yang ada di permukaan batang dan akar yang pecah karena proses pertumbuhan sekunder. Fungsi kambium gabus ini sendiri, ke luar membentuk sel gabus yang menjadi pengganti dari epidermis. Sementara itu kedalam untuk membentuk sel feloderm yang hidup.

2. Jenis Kambium Berdasarkan Kemampuan Pembentukan Jaringannya
  • Kambium Vaskuler – Kambium yang ada di dalam berkas pengangkutan . Kambium fasikuler ini bilamana sel selnya kearah dalam membentuk Xilem dan ke arah luar membentuk floem, sedangkan ke samping membentuk jaringan meristematis yang berfungsi memperluas kambium. Pertumbuhan oleh kambium ini disebut pertumbuhan sekunder maksudnya terjadi pembelahan ke arah luar membentuk floem sekunder dan ke arah dalam membentuk xilem sekunder.
  • Kambium Intervaskuler – Kambium yang satu ini terdapat di antara 2 berkas pengangkutan atau di luar berkas pengangkutan. Adapun fungsinya yaitu untuk membentuk jari-jari empulur.
 Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.

Floem

√ Floem : Pengertian, Fungsi, Unsur, Letak dan Perbedaan Terlengkap

Pengertian Floem

Floem merupakan sebuah jaringan pengangkut yang berfungsi mengantarkan kasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan.
Floem biasanya disebut sebagai pembuluh tapis, karena ada sel sel tapis yang mirip dengan saringan. Pada batang tumbuhan dikotil, floem ada di sebelah luar dari xylem.

Unsur – Unsur Floem


1. Parenkim Floem
Parenkim floem ialah suatu jaringan pengangkut tapis, fungsinya adalah sebagai tempat penyimpanan karbohidrat, resin, tanin, lemak dan zat organik lainnya.

2. Sel Pengantar
Sel Pengantar yakni salah satu sel muda yang bersifat meristematis, bagian ini berfungsi sebagai pembawa hormon penyembuh luka dan penyalur fotosintat bagi sel-sel tapis.

3. Sel Albumin
Sel albumin merupakan sebuah sel jari empulur yang kaya akan zat putih telur. Sel ini merupakan sel mati yang berfungsi sebagai pelindung sel pengantar.

4. Serat-serat Floem
Serat floem adalah berbagai pembuat yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian floem primer dan floem sekunder.
Floem primer berada pada bagian organ tumbuhan yang masih mengalami pertumbuhan memanjang. Sedangkan floem sekunder berada dalam bagian sel-sel kambium.
5. Unsur-unsur Tapis
Unsur tapis memiliki ciri daerah yang tipis di bagian dinding dan intinya hilang dari protoplas. Daerah-daerah tapis ini merupakan noktah yang termodifikasi dengan tampak sebagai daerah cekung pada dinding nya yang berpori-pori.

Perbedaan Xilem dan Floem

  • Xilem terbuat dari sel mati. Sedangkan floem kebalikan dari xilem, yakni sel hidup.
  • Arah aliran jaringan Xilem keatas. Sedangkan pada jaringan floem, arah aliran ke atas ataupun kebawah.
  • Xilem berdinding sel tipis. Sedangkan pada jaringan floem, tebal.
  • Dinding sel xilem terbuat dari lignin. Sedangkan pada jaringan floem, dinding sel terbuat dari selulosa.
  • Fungsi dari jaringan xilem merupakan mengangkut unsur hara mineral atau air dari akar ke daun tumbuhan. Sedangkan pada jaringan floem berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan tersebut.
  • Pada jaringan xilem tidak terdapat sitoplasma. Sedangkan pada jaringan floem terdapat sitoplasma.
  • Permeabilitas dinding sel jaringan xilem adalah impermeabel. Sedangkan pada jaringan floem adalah permeabel.

Fungsi Floem

  • Untuk menyimpan zat-zat tepung, lemak, dan zat organik lainnya.
  • Tempat akumulasi beberapa zat, misalnya tanin dan resin.

Letak Xilem dan Floem

Letak Xylem dan Floem yaitu pada akar dan batang Pada tumbuhan monokotil, berkas pengangkutnya tersebut kolateral tertutup yang akan ditutup oleh sklerenkin dan bersifat menyeluruh.
Dan pada mikroskop, akan kelihatan jika xilem itu bentuknya bulat besar, sementara floemnya itu yang kecil di sekeliling xilem.
Di dalam tumbuhan dikotil jelas terlihat perbedaannya antara floem dan juga xylem yang akan dipisahkan oleh kambium, serta berkas pengangkutnya kolateral terbuka dimana xilem tersebut ada di dalam kambium, dekat dengan empulur sementara floem ada di luar kambium.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.

Simbiosis

√ Simbiosis : Pengertian, Fungsi, Jenis dan Contoh Terlengkap

Pengertian Simbiosis

Kata “simbiosis” berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Sym” artinya “dengan” dan kata “biosis” artinya “kehidupan.”
Simbiosis merupakan salah satu pola interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis. Makhluk hidup yang melakukan simbiosis itu sendiri disebut dengan simbion.
Pada tahun 1879, ahli mikologi Jerman bernama Heinrich Anton de Bary menyatakan bahwa simbiosis sebagai organisme berbeda yang hidup bersama.

Fungsi Simbiosis

  • Dapat bertahan hidup dengan mengandalkan atau berhubungan makhluk hidup lain yang tidak sejenis.

Kategori Simbiosis

  • Ektosimbiosis yaitu salah satu bentuk hubungan antara dua organisme yang berlainan jenis dimana organisme yang satu hidup di bagian luar organisme lainnya.
  • Endosimbiosis merupakan suatu bentuk hubungan antara dua organisme yang berlainan jenis dimana organisme yang satu hidup di bagian dalam organisme yang lain.

Jenis – Jenis Simbiosis


1. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis Mutualisme ialah sebuah hubungan sesama makhluk hidup yang saling menguntungkan kedua pihak.
Contoh :
  • Bunga dengan kupu-kupu, dimana bunga dibantu proses penyerbukannya dan kupu-kupu mendapat nektar.
  • Protozoa berflagela Mixotricha paradoxa dengan rayap Mastotermes darwiniensis, dimana protozoa berflagela Mixotricha paradoxa mendapat sari makanan dan perlindungan dan rayap Mastotermes darwiniensis pencernaannya dibantu.
  • Jenis bakteri Rhizobium yang hidup dalam akar tumbuhan kacang-kacangan akan memperoleh makanan sedangkan tumbuhan kacang-kacangan mendapat nitrogen yang diikat oleh rhizobium sp.
  • Raflesia dan lalat, dimana raflesia dibantu proses penyerbukannya dan lalat mendapat sari bunganya.
  • Hiu dengan Remora, dimana ikan hiu menjadi bersih dan remora akan mendapat sisa makanan hiu.
2. Simbiosis Kompetisi
Simbiosis Kompetisi sebagai sesuatu hal yang berhubungan timbal balik antara dua mahluk hidup yang dimana keduanya saling berkompetisi untuk mendapatkan keperluannya.
Simbiosis kompetisi memiliki dua jenis yaitu kompetisi intraspesifik (dua spesies yang berbeda) dan kompetisi interspesifik (spesies yang sama).
Contoh :
  • Harimau dan singa (berebut makanan yang sama sebagai karnivora)
  • Gajah dan jerapah (berebut rumput/tumbuhan sebagai makanan)
  • Kambing dan sapi (berebut rumput sebagai makanan)
  • Tanaman tumpang sari (saling berebut makanan yang sama)

3. Simbiosis Amensalisme
Simbiosis Amensalisme yakni salah satu hubungan sesama makhluk hidup dimana satu pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.
Contoh :
  • Pohon Walnut dengan tumbuhan lainnya (tidak dapat hidup karena pohon walnut menghasilkan senyawa alelopati).
  • Jamur penicilium yang mensekresikan penisilin dengan bakteri.
  • Penisilin bisa membunuh bakteri namun tidak mendapat keuntungan maupun dirugikan.

4. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis Parasitisme merupakan berbagai hubungan sesama makhluk hidup dimana pihak yang satu mendapat keuntungan dan merugikan pihak lainnya.
Contoh :
  • Tanaman benalu dengan inangnya dimana tanaman benalu akan mendapat sari makanan dan inangnya akan diambil sari makanannya.
  • Tali putri dengan inangnya dimana tali putri menyerap sari makanan yang berupa zat organik sedangkan inangnya diambil sari makanannya.
  • Cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam usus manusia mengambil sari makanan di usus manusia.
  • Bunga Rafflesia dengan inangnya, dimana bunga rafflesia menyerap sari-sari makanan dari inangnya sedangkan inangnya diambil sari makanannya.
  • Plasmodium dengan manusia.
  • Taeniasaginata dengan sapi.
 5. Simbiosis Netralisme
Simbiosis Netralisme adalah semua hubungan timbal balik antara dua mahluk hidup yang tidak saling menguntungkan maupun merugikan. Kedua organisme bersifat netral, tidak saling menguntungkan atau pun saling merugikan.
Contoh :
  • Kambing dengan burung hantu
  • Sapi dengan semut
  • Jangkrik dengan monyet
  • Gajah dengan serangga
 6. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme yaitu suatu hubungan sesama makhluk hidup dimana pihak yang satu mendapat keuntungan namun pihak lainnya tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.
Contoh :
  • Bunga Anggrek dengan pohon mangga
  • Paku tanduk rusa dengan tumbuhan inangnya
  • Sirih pada tumbuhan inangnya
  • Jamur tumbuh pada akar yang lapuk
  • Penyu dengan ikan ramora
  • Ikan ramora dengan paus
  • Paus dengan balanidae
 Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.

Xilem

√ Xilem : Pengertian, Fungsi, Unsur dan Proses Transfortasi Air Terlengkap

Pengertian Xilem

Xilem merupakan salah satu jaringan pengangkut pada tumbuhan yang berfungsi mengangkut air dan mineral dari akar menuju daun.
Xilem ini juga jaringan yang sangat kompleks dan terdiri dari berbagai macam sel. Umumnya jaringan ini terdiri dari sel mati dengan dinding tebal yang mengandung lignin.

Unsur – Unsur Xilem


1. Trakea
Trakea ialah salah satu bagian xilem yang terdiri dari tabung berdinding tebal, tabung-tabung ini dilapisi dengan selulosa sekunder dan lignin sehingga teksturnya menjadi keras dan kuat.
Pada umumya unsur trakea ini hanya terdapat pada tumbuhan berbiji tertutup atau disebut dengan angiospermae. dan untuk tumbuhan berbiji terbuka hanya ditemukan pada tanaman melinjo contohnya.

2. Trakeida
Trakeida yakni sebuah wujud yang mempunyai diameter lebih kecil daripada diameter trakea, rata-rata diameternya adalah 30mm dan pada trakeida terdapat di semua tumbuhan berbiji (spermatophyta).

3. Parenkim Xilem
Parenkim Xilem ini terdiri dari beberapa sel-sel yang masih hidup, parenkim xilem ini dapat kita temukan pada xilem primer dan xilem sekunder, untuk xilem sekunder sendiri ada 2 jenis parenkim yaitu parenkim kayu dan jari-jari empulur.
Sel parenkim berfungsi sebagai tempat cadangan makanan berupa zat tepung. Zat tepung inilah biasanya tertimbun hingga saat-saat pertumbuhan dan kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan kambium.

Fungsi Xilem

  • Sebagai pengangkut air dan zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun.
  • Sebagai jaringan penguat.

Proses Transfortasi Air Pada Xilem dan Floem


1. Transfortasi Ekstravaskuler
Transfortasi ekstravaskuler merupakan sebuah pengangkutan air dan mineral yang berbentuk horizontal, pengangkutan ini berjalan dari sel ke sel dengan arah mendatar tanpa melalui xylem.
Dalam akar, pengangkutan air dan mineral berawal dari bulu akar ke epidermis,korteks, endodermis, silinder pusat (stele) dan berakhir di xylem. Pengangkutan ekstravaskuler terjadi secara apoplas dan simplas.
Apoplas merupakan pergerakan air dan mineral melalui ruang antar sel sedangkan pergerakan air dan mineral secara simplas melewati sel-sel akar melalui plasmodesmata.
Air dan garam mineral yang diangkut melalui jalur simplas, dapat mencapai silinder pusat dan masuk ke xylem, namun pengangkutan air melalui sistem apoplas tidak dapat masuk ke pusat silinder.
Hal ini disebabkan karena endodermis akar diselubungi dengan pita kaspari yang menghalangi air dan mineral masuk ke silinder pusat.
Dengan demikian pengangkutan air dan garam mineral yang semula melalui jalui apoplas, akan beralih ke jalur siplas agar dapat melewati endodermis.

2. Transfortasi Intravaskuler
Setelah air dan garam mineral diangkut secara ektravaskuler hingga mencapai xilem, maka pengangkutan air dan mineral selanjutnya dengan menggunakan pengangkutan intravaskuler oleh xylem.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya proses pengangkutan air dan mineral dari akar sampai kedaun, yaitu :
  • Tekanan Akar
Daya tekan akar merupakan pergerakan air dan mineral secara osmosis, yang menimbulkan daya dorong. daya dorong inilah yang menyebabkan air terdorong masuk ke dalam xylem.

  • Kapilaritas
Air dapat mengalir naik sampai ke daun karena adanya daya kapilatitas xylem. Xilem tersusun atas deretan sel-sel mati yang membentuk pipa-pipa kapiler.

  • Daya Isap Daun
Pada daun terjadi penguapan air atau transpirasi, hal ini yang membuat daun memiliki daya tarik. Transpirasi akan menarik air yang ada pada batang dan akar, sehingga air tersebut dapat sampai ke daun.
Daya tarik yang ditimbulkan oleh transpirasi ini disebut sebagai daya isap daun. Hal ini sangat membantu ketika tekan akar dan kapilaritas xilem belum cukup mengalirkan air ke daun.
Dan Semakin besar penguapan pada daun, semakin besar pula daya isap daun, sehingga semakin banyak air yang naik dari akar ke daun.
Air dan garam mineral yang diserap akar lalu kemudian diangkut menuju daun untuk dipergunakan sebagai bahan fotosintesis.
Kemudian hasil fotosintesis bertranslokasi melalui floem ke seluruh bagian tumbuhan dengan cara vaskuler. Hasil foro sintesis ini berupa larutan sehingga mudah ber translokasi.
Dalam proses pencangkokan dapat dilihat saat malekukan proses pencangkokan. Saat proses pencangkokan, batang akan dikupas dan dibuang lapisan kulit yang terdapat floem didalamnya.
Dibagian tersebut akan terjadi penumpukan atau timbunan makanan akibat adanya hambatan dalam proses pengangkutan.
Hal ini memicu muncunya akar ketika batang yang terkelupas tertutup tanah yang selalu basah. Selain itu terdapat beberapa tanaman yang menyimpan hasil fotosintesis didalam akar atau batangnya.

Tipe Dasar Jaringan Xilem dan Floem


1. Kolateral
  • Koleteral Tertutup akan terbentuk jika antara xilem dan floem tidak terdapat kambium, melainkan terdapat parenkim. Berkas pengangkut tipe kolateral tertutup ini terkadang di kelilingi oleh jaringan sklarenkim.
  • Kolateral Terbuka tipe ini antara xilem dan floem terdapat kambium, contohnya pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae, pada tipe ini kambium merupakan penghubung antara xilem dan floem.
  • Bikolateral yaitu jika xilem terdapat antara dua xilem dan floem, maka disebut dengan bikolateral. Di antara floem bagian luar dan xilem terdapat kambium, sedangkan antara xilem dan floem bagian dalam tidak terdapat kambium. Contohnya terdapat pada tumbuhan solanaceae.
2. Konsentris
Konsentris ialah salah satu jaringan pengantar yang terletak di tengah-tengah, sedangkan unsur jaringan pengantar lainnya mengelilingi unsur yang berada di tengah.
Konsentris dibedakan menjadi 2, yakni sebagai berikut :
  • Konsentris Amphikibral – Tipe ini tempat xilem berada di tengah-tengah dan floem mengelilingi xilem. Umumnya dapat ditemukan pada tumbuhan yang bergolongan paku-pakuan.
  • Konsentris Amphivasal – Tipe ini tempat floem berada ditengah-tengah, meskipun xilem yang mengelilingi floem. Contohnya pada tumbuhan cirdyline sp. dan rizoma acorus calamus.

3. Radial
Tipe radial terjadi apabila xilem dan floem bergantian menurut arah jari-jari lingkarannya, misalnya terdapat pada akar primer dikotil dan akar tumbuhan monokotil.
 Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih.